Siapa Menteri Pendidikan Yang Baru Pengganti Anies Baswedan?

- Juli 24, 2017

Siapa Menteri Pendidikan Yang Baru Pengganti Anies Baswedan?

 
Siapakah Menteri pendidikan yng baru? Siapa yng pantas menggantikan seorang Anies Baswedan?- Sahabat guru-id, pada tanggal 27 JuliTahun Ini muncul informasi terbaru yng menghebohkan dunia pendidikan yaitu mengenai pergantian Mendikbud. berdaarkan info terbaru yng kami baca bahwasanya perihal Reshuffle Kabinet, yng akan dilantikan bagi atau bisa juga dikatakan untuk menggantikan posisi Anies Baswedan merupakan Mantan Rektor Universitas MUhammadiyah Malang (UMM) bapak Muhadjir Effendy.
didasari berita yng blog guru-id kutip dari okezone, Kebijakan pergantian menteri pendidikan serta kebudayaan ini disampaikan Presiden Republik Indonesia Bapak Joko Widodo di Istana Negara pada hari rabu tanggal 27 JuliTahun Ini. Selain menggeser beberapa posisi, saya pula memasukkan darah-darah segar di antaranya Muhadjir Effendy menjdai Mendikbud," ujar Jokowi, Rabu (27/7/2016). Anies Baswedan ditunjuk menjdai Mendikbud pada kabinet kerja. Mantan Rektor Universitas Paramadina yang telah di sebutkan dilantik pada Oktober Tahun Ini. Belum 100 hari menjabat, Anies membuat kebijakan kontroversial yang dengannya memberikan batas penggunana kurikulum 2013 yng di masa mendikbud sebelumnya, M Nuh mulai dimasifkan. Sesuai jadwal para menteri baru akan dilantik Presiden Joko Widodo pukul 13.30 WIB

Semisal Apakah Sosok Calon Mendikbud Yang Baru Bapak Muhadjir Effendy?


Sahabat guru-id yng berbahagia, mungkin belum tidak sedikit para guru yng mengenal sosok menteri pendidikan yng baru Tahun Ini menjadikan butuh admin tuliskan profil singkat seoarang Muhadjir Effendy, oke berikut profil Muhadjir Pengganti Anies Baswedan yng kami kutip dari republika
gambar Menteri Pendidikan Yang Baru Tahun Ini/2017
“Sewaktu duduk di bangku sekolah Pendidikan Guru Agama (PGA), saya dan beberapa teman mendirikan sebuah grup Orkes Melayu bernama BRAGA (Barito Suara Guru Agama). Uang untuk membeli alat musiknya, saya tarik dari siswa baru, tetapi tanpa seizin kepala sekolah. Tentu saja, saya menjadi sasaran kemarahan kepala sekolah. Kelompok musik ini bukan hanya untuk menyalurkan hobi musik kami, tetapi juga untuk mencari uang jajan.”
Tidak tidak sedikit yng akan menyangka bahwasanya kutipan di atas meluncur dari cerita Muhadjir Effendy tatkala mengenang masa remajanya. Bagi sebagian orang, mungkin fakta ini mencengangkan. Muhadjir Effendy merupakan seorang tokoh pendidikan, yng oleh publik lebih dikenal menjdai Rektor Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) serta guru besar bidang sosiologi pendidikan di Universitas Negeri Malang (UM). Di samping itu, publik pula mengetahui Muhadjir menjdai seorang pengamat militer, serta anggota Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Padahal di balik seluruh itu, Muhadjir sebetulnya merupakan seorang yng boleh disebut multidimensional.
Di antara sekian tidak sedikit dimensi kehidupannya, sisi Muhadjir Effendy menjdai seorang aktivis ataupun penggerak organisasi terus melekat sampai-sampai kini. Semasa pelajar ia merupakan aktivis Pelajar Islam Indonesia (PII). Pada era melakoni ke hidup-an menjdai mahasiswa, ia berkecimpung di Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), serta di masa kematangan intelektualnya, ia berperan aktif di organisasi kemasyarakatan serta keagamaan modernis, yakni Muhammadiyah.
Dalam kaitannya yang dengannya aktivitas di Muhammadiyah, siapa tau Muktamar MuhammadiyahTahun Ini yng terselenggara di Makassar pada AgustusTahun Ini lalu, sudah memberikan makna khusus ataupun tonggak baru dalam ke hidup-an Muhadjir Effendy. Ya, lantaran pada MuktamarTahun Ini, ia terpilih menjdai salah seorang dari tiga belas formatur.
Dalam system pemilihan pimpinan di Muhammadiyah, seorang ketua umum tak dipilih secara terpisah. Pemilihan merupakan bagi atau bisa juga dikatakan untuk menentukan tiga belas calon pimpinan dari tiga puluh sembilan nama yng diusulkan oleh anggota Muhammadiyah di seluruh Indonesia. Tiga belas orang terpilih ini dia yng akan menentukan siapa yng Perlu menjadi nakhoda Muhammadiyah di antara orang-orang. Dalam rangkaian ini, Dr. Haedar Nashir akhirnya terpilih menjdai Ketua Umum Muhammadiyah periodeTahun Ini-2020.
Muhadjir Effendy merupakan salah seorang Ketua yng akan mendampingi kepemimpinan Haedar dalam masa lima tahun yng akan datang. Sesuai yang dengannya keahliannya, Muhadjir dipercaya menjdai ketua yng membidangi pendidikan yng dikelola oleh Muhammadiyah. Ini berguna Muhadjir Perlu membawahi lebih dari 170 perguruan tinggi Muhammadiyah (PTM) serta ribuan sekolah dasar serta menengah yng tersebar di seantero wilayah di Indonesia.
Fakta ini sebetulnya sudah diperkirakan oleh tidak sedikit kalangan. Penempatan Muhadjir menjdai ketua yng membidangi pendidikan di Muhammadiyah sangatlah wajar, mengingat sejak Amat lama Muhadjir sudah berkecimpung dalam dunia pendidikan, khususnya pendidikan tinggi. Ia terlibat dalam pengelolaan satu dari sekian banyaknya perguruan tinggi Muhammadiyah yng kini tampil menjdai satu dari sekian banyaknya universitas Muhammadiyah paling baik di Indonesia, serta perguruan tinggi swasta terunggul di Jawa Timur, yakni Universitas Muhammadiyah Malang (UMM).
Maka nama Muhadjir Effendy menjadi lekat, malah identik, yang dengannya Universitas Muhammadiyah Malang. Patut dimaklumi, Muhadjir merupakan satu dari sekian banyaknya dari sekian tidak sedikit tokoh yng turut menyumbangkan fikiran, tenaga, malah sebagian besar masa hidupnya di UMM, sampai-sampai UMM mampu menjadi sebesar saat ini ini.
Bersama-sama yang dengannya Prof Malik Fadjar, Prof Imam Suprayogo, Haji Sukiyanto (almarhum) serta Kiai Haji Abdullah Hasyim (meninggal pada tahun 2013), Muhadjir muda sudah turut dan dalam pengembangan Universitas Muhammadiyah Malang, melanjutkan perjuangan generasi perintis sebelumnya.
Semisal Kiai Bedjo Darmoleksono, A. Gafar, K.H. Mohammad Goesti, Kapten Mohammad Tahir, Ali Sacheh, Suyuti Chalil, A. Masyhur Effendy, Amir Hamzah Wiryosukarto, Sofyan Aman, Profesor Masjfuk Zuhdi, Profesor Kasiram, serta sederet tokoh Muhammadiyah Malang lain-lainnya. Nama-nama ini merupakan ibarat para pendekar yng tanpa lelah berfikir serta bertindak demi kemajuan UMM, sampai-sampai menjadikan UMM semisal yng era ini dikenal masyarakat.
Kini, Muhadjir Effendy bukan lagi Muhadjir Effendy menjdai pribadi serta individu semata. Muhadjir merupakan UMM, serta UMM merupakan Muhammadiyah. Maka Muhadjir merupakan pula identik yang dengannya Muhammadiyah. Serta, sebagaimana semboyan yng ia cetuskan bagi atau bisa juga dikatakan untuk UMM, “Dari Muhammadiyah untuk Bangsa”, maka buku inipun diikhtiarkan menjdai tips UMM bagi atau bisa juga dikatakan untuk memberikan sumbangsih bagi atau bisa juga dikatakan untuk bangsa, walaupun dalam skala yng Amat simpel.
Ibarat para pendekar dalam dunia persilatan, kelima orang ini pada era 1980-an, selalu mengasah jurus bagi atau bisa juga dikatakan untuk menjadikan padepokan silat yng orang-orang kelola diperhitungkan oleh orang lain. Bisnis tanpa lelah itu memanglah akhirnya membuahkan hasil. UMM memasuki tahapan baru menjdai sebuah perguruan tinggi yng mulai memikat hati masyarakat. Jumlah pendaftar meningkat, banyak sekali fasilitas pendukung dibangun, alumni menyebar di banyak sekali belahan bumi Indonesia, malah mancanegara; dosen baru berdatangan. UMM lalu berganti menjadi semisal magnet yng bisa atau mampu menarik banyak sekali benda-benda kecil di sekitarnya.
Benda-benda kecil yng terbawa oleh magnet UMM itu bukan cuma generasi muda pencari pengetahuan, akan tetapi banyak sekali lapisan masyarakat yang dengannya macam-macam tujuan serta kepentingan. Ragam ilmu pengetahuan yng dikembangkan di UMM sudah memanjakan para pencari pengetahuan bagi atau bisa juga dikatakan untuk memenuhi dahaga ilmunya di telaga ilmu UMM. Tidak cuma itu, UMM sudah juga menjadi magnet bagi para sarjana baru yng berhasrat menapaki karier akademik dalam perjalanan kehidupannya. Malah belakangan, UMM pula menjadi satu dari sekian banyaknya titik singgah favorit bagi orang-orang yng berwisata ke tempat Malang Raya.
Tentu ini tidak mengherankan, lokasi UMM yng strategis serta topografi alamnya yng memikat, dan bangunan-bangunan yng tertata apik di atas hamparan tanah luas yng pada awal mulanya merupakan lembah yang dengannya struktur tanah menyerupai teras-iring, sudah menjadikan setiap wisatawan yng melintasinya terasa sayang bagi atau bisa juga dikatakan untuk melewatkan peluang singgah di Kampus Putih ini. Tidak cuma mempunyai bangunan fisik yng elok serta suasana lingkungan kampus yng sejuk memanjakan mata, UMM Suka juga memenangi banyak sekali penghargaan dalam banyak sekali bidang atas dedikasi seluruh elemen di kampus yang telah di sebutkan. Fakta ini makin juga mengokohkan posisi UMM menjdai magnet bagi masyarakat.
Sekali lagi, di tengah ragam pencapaian ini, nama Muhadjir Effendy tak mampu dilepaskan. Muhadjir Effendy, UMM, serta pendidikan tinggi lalu menjadi tiga hal yng tidak terpisahkan. Lambat laun identifikasi serta reputasi Muhadjir menjdai tokoh pendidikan tidak cuma dikenal di kalangan Muhammadiyah, akan tetapi pula di kalangan masyarakat secara umum. Buktinya, walaupun memanglah belum sukses menduduki kursi menteri pendidikan, Muhadjir Effendy salah satunya satu dari sekian banyaknya nama yng tidak sedikit didiskusikan oleh publik bagi atau bisa juga dikatakan untuk jabatan Menteri Pendidikan Tinggi pada era peralihan kekuasaan dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ke Presiden Joko Widodo.
Maknanya, kehadiran Muhadjir menjdai tokoh pendidikan sudah diperhitungkan, tidak cuma di Jawa Timur, akan tetapi pula di tingkat nasional. Bukti lain-lainnya merupakan posisi yng pernah diduduki oleh Muhadjir menjdai Ketua Badan Kerjasama Perguruan Tinggi Islam Swasta (BKS-PTIS) pada 2012-2014. BKS-PTIS merupakan sebuah wadah koordinasi serta kerjasama antarberbagai perguruan tinggi Islam di Indonesia. Berdiri pada April 1978 di Bandung, badan ini bertujuan bagi atau bisa juga dikatakan untuk menjadi wadah bagi pemecahan masalah-masalah yng dihadapi oleh perguruan tinggi Islam swasta.
Walaupun dikenal luas menjdai tokoh pendidikan, Muhadjir sebetulnya merupakan seorang sosok tokoh yang dengannya ragam kemampuan. Ragam kemampuan itu mampu dilihat dari variasi bidang pendidikan yng pernah ia tempuh. Secara akademis ia terdidik menjdai seorang sarjana muda Pendidikan Agama di Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sunan Ampel Malang yng kala itu adalah filial (cabang) dari IAIN Sunan Ampel Surabaya. Kedua kampus itu kini sudah berganti menjadi Universitas Islam Negeri (UIN).
Pendidikan sarjana muda (BA) di IAIN ia tuntaskan serta dilanjutkan yang dengannya pendidikan jenjang sarjana (Drs) pada bagian Pendidikan Luar Sekolah (PLS) di IKIP Malang, yng kini sudah berganti menjadi Universitas Negeri Malang (UM). Muhadjir selanjutnya mengenyam pendidikan pada bagian Administrasi Publik di Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, sembari menjalankan tugas menjdai Pembantu Rektor III serta I di Universitas Muhammadiyah Malang. Puncak pendidikannya merupakan dalam bidang sosiologi politik, yang dengannya mengambil konsentrasi pada bagian sosiologi militer di Fakultas Ilmu Sosial serta Politik, Universitas Airlangga, Surabaya.
Demikian share menteri pendidikan serta kebudayaan yng baru Tahun Ini/2017. Mudah-mudahan beliau mampu menjadi sosok yng mampu memajukan pendidikan di Indonesia. selanjutnya lihat pula alasan Presiden Jokowi copot Menteri Anies Baswedan
sumber
Ads By Google

Postingan terkait:



Sumber Rujukan Dan Gambar : http://www.guru-id.com/2016/07/siapa-menteri-pendidikan-yang-baru.html

Seputar Siapa Menteri Pendidikan Yang Baru Pengganti Anies Baswedan?

Advertisement

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Cari Artikel Selain Siapa Menteri Pendidikan Yang Baru Pengganti Anies Baswedan?