Ketika Intelektualitas Guru Diragukan

- Mei 01, 2017

Ketika Intelektualitas Guru Diragukan

 
Pada posting di artikel ini akan admin bagikan Sebuah goresan pena dari seorang guru Sekolah Menengah Atas (SMA) Olahraga Negeri Sriwijaya Palembang. Goresan pena beliau memanglah Amat berguna bagi atau bisa juga dikatakan untuk dibaca, untuk itu admin pula mempublikasikannya melalui blog ini. Apa yng dituliskan beliau patut jadi pertimbangan kembali bagi pemerintah bahwasanya segala program serta kebijakan pendidikan yng dibuat haruslah disesuaikan yang dengannya keadaan fasilitas di setiap daerah, apakah memadai ataupun tak. selain itu pula apakah yang dengannya beban mengajar 24 jam seluruh guru mampu menjalankan program yng disebut guru pembelajar. Nah, bagi atau bisa juga dikatakan untuk lebih jelasnya langsung saja kita baca goresan pena beliau.
gambar penulis artikel Ketika Intelektualitas Guru Diragukan
ditulis oleh: Oleh: Hj. Rita Rahmawati, M.Pd.
DUNIA pendidikan kita era ini “katanya” tengah berbenah. Sesudah Kurikulum, yng sampai-sampai kini belum terperinci pelaksanaannya, kini pembenahan diarahkan pada kemampuan guru menjdai tenaga pendidik. Dimulai yang dengannya pengadaan ujian kemampuan guru (UKG) yng dilaksanakan melalui system komputerisasi di daerah masing-masing.
Ujian kemampuan guru ini menampilkan beberapa soal yng mengarah pada 10 kemampuan yng Perlu diselesaikan guru. Setiap soal memiliki bobot nilai tersendiri. Guru yng sudah menyelesaikan soal-soal UKG bisa langsung melihat nilai ujiannya. Selanjutnya, guru memperoleh “raport” UKG melalui akses internet. Di dalam “raport” yang telah di sebutkan ditampilkan 10 kemampuan guru. Didasari nilai “raport” yang telah di sebutkan, guru diklasifikasikan dalam beberapa kategori bagi atau bisa juga dikatakan untuk mengikuti program Guru Pembelajar. Program Guru Pembelajar merupakan upaya Pemerintah, dalam hal ini Direktorat GTK Kemdikbud, menyediakan fasilitas publik bagi atau bisa juga dikatakan untuk menaikan kompetensi serta profesionalisme guru Indonesia secara berkesinambungan.
Melalui program Guru Pembelajar, guru akan memperoleh materi pelatihan serta pendidikan sesuai yang dengannya bidang mata pelajaran keahlian masing-masing yng dibina oleh para tenaga ahli dari P4TK (Pusat Pengembangan serta Pemberdayaan Pendidik serta Tenaga Kependidikan). Program Guru Pembelajar yng dimaksud merupakan (1) andai memperoleh nilai merah 3 sampai-sampai 5 dari 10 kemampuan, guru Perlu mengikuti model Guru Pembelajar moda daring (online) yakni satu dari sekian banyaknya model yng memberdayakan teknologi berita (internet) dalam pembelajarannya. (2) andai memperoleh nilai merah 6 sampai-sampai 7 dari 10 kemampuan, guru Perlu mengikuti model guru pembelajar kombinasi antara pelatihan serta moda daring, (3) serta andai memperoleh nilai merah 8 sampai-sampai 10, guru Perlu mengikuti pelatihan/tatap muka.
Yng menjadi pertanyaan, apakah kebijakan baru Pemerintah ini memanglah nantinya bisa menaikan kompetensi serta profesionalisme guru Indonesia? Apakah upaya Pemerintah ini efisien serta efektif bagi atau bisa juga dikatakan untuk peningkatan mutu pendidikan di Indonesia? Allahualambissawab Yng pasti, era ini telah ada sebagian guru di Indonesia yng “direpotkan”yang dengannya program teranyar Pemerintah ini. Guru Perlu siap yang dengannya laptop soft ware serta hard ware beserta perangkat internet. Guru pula Perlu menyediakan waktu yng cukup bagi atau bisa juga dikatakan untuk memahami materi pembelajaran, yng diperkirakan sekitar 200 halaman/modul. Guru pula Perlu menyelesaikan tugas-tugas pada setiap modul serta Perlu menyelesaikan tes sumatifnya. Guru pula Perlu mampu mengakses internet yang dengannya baik bagi atau bisa juga dikatakan untuk melakukan chatting, video call, dll. Guru pula Perlu … entah apa lagi yng lain-lainnya. Serta, dikabarkan program ini akan berlangsung terus sampai-sampai guru tak mempunyai merah lagi. Lucunya, andaikan guru pada UKG pertama tak merah, lalu UKG selanjutnya merah, guru yang telah di sebutkan Perlu mengikuti program Guru Pembelajar sesui yang dengannya jumlah merah yng didapatnya. Terus secara berulang. Aduh.
Persoalannya kini, yang dengannya beban mengajar 24 jam/minggu apakah guru di Indonesia mempunyai waktu serta kemampuan bagi atau bisa juga dikatakan untuk itu? Coba hayalkan, bagi atau bisa juga dikatakan untuk memperoleh beban mengajar 24 jam/minggu, guru yng cuma memegang 2 jam/minggu bagi atau bisa juga dikatakan untuk satu kelas, Perlu mengajar 12 kelas. Dalam satu kelas guru Perlu menghadapi sekitar 30--40 siswa. Jadi, dalam satu minggu guru di Indonesia Perlu menghadapi sekitar 360—480 siswa andai beban mengajarnya 2 jam/minggu.
Bukan cuma mengajar di muka kelas saja tugas seorang guru, akan tetapi pula dia Perlu menyelesaikan administrasi, semisal menyiapkan perangkat pembelajaran, membuat soal, mengoreksi tugas-tugas siswa ataupun ulangan, melakukan penilaian. Belum lagi menyelesaikan pendataan-pendataan sehubungan yang dengannya data sertifikasi ataupun data kepegawaian, serta lain-lainnya. Kalau demikian, sebenarnya menjadi guru taklah gampang. Padahal, guru pula kita-kita yng memiliki kebutuhan bagi atau bisa juga dikatakan untuk mengurus keluarga serta dirinya. Guru pula anggota masyarakat yng Perlu berpartisipasi dalam ke hidup-an bermasyarakat.
Mencermati pidato Anies Baswedan, pencetus program Guru Pembelajar disaat menjadi Menteri Pendidikan RI yng kini sudah digantikan Muhajir Efendi, guru diharapkan bisa terus belajar serta mengenal teknologi. Akan tetapi, apakah tak terlalu berlebihan? Kalau memanglah tidak sedikit yng mendapatkan nilai merah disaat mengikuti UKG, apakah memanglah itu telah menjadi tolak ukur bagi atau bisa juga dikatakan untuk menyatakan bahwasanya guru di Indonesia tidak sedikit yng bodoh? Siapa yng salah, guru, lembaga pendidikan pencetak guru ataupun Pemerintah? Hal yng terasa penting, apakah program Guru Pembelajar ini memanglah akan berlangsung terus sampai-sampai guru di Indonesia “pintar” ataupun akan hilang menguap yang dengannya alasan ketiadaan dana? Sekali lagi, Allahualambissawab.
Guru SMA Olahraga Negeri Sriwijaya, Palembang
Demikian info terbaru bagi guru indonesia yng mampu admin bagikan.
sumber: http://sumeks.co.id/index.php/metropolis/budaya-opini/21876-ketika-intelektualitas-guru-diragukan
Ads By Google

Postingan terkait:



Sumber Rujukan Dan Gambar : http://www.guru-id.com/2016/10/ketika-intelektualitas-guru-diragukan.html

Seputar Ketika Intelektualitas Guru Diragukan

Advertisement

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Cari Artikel Selain Ketika Intelektualitas Guru Diragukan